Aku,hari
ini,dengan sangat bangga ingin memperkenalkan timku dalam tugas kelompok
musikalisasi puisi dan menunjukkan kumpulan foto dan sebuah video pada saat
musikalisasi puisi yang kami jalankan sedang berlangsung,dengan puisi garapanku
sendiri (Mitha Afrida K.) aku bersyukur karena kelompokku mendapatkan nilai
tertinggi dan dianggap sebagai musikalisasi puisi terbaik di kelas X MIPA 2!!
Aku sangat bersyukur karena berkat kerja keras aku bersama kelompokku aku bisa
membawa kelompokku menjadi pemenang! Hehehe....
Tema
: Penyesalan dan Perjuangan
Menghujam Jantung
Karya :
Mitha Afrida K.
Disini sekarang ku berpijak
Meratapi sesal yang membeku
Yang merundung inti kalbu
Menangisi semua rasa sakit
Semuanya,terlambat sudah
Kini semua sudah menjadi debu kering
Tapi,tapi...
Apa semua belum terlambat?
Alah! Tetap saja!
Hanya teriak yang ada hinggap!
Aku,sudah
terlanjur larut tersesal
Hanya
sakit,sedih,perih,geram! Yang kurasa..
Aku
kurang cepat! Aku kurang sigap!
Tatkala
organ-organ Ibu Pertiwi direbut paksa
Tapi,tapi...
Apa ini
hanya dosaku?
Lalu,kemana
saja engkau kawan?
Memadu
kasih? Menyeruput alkohol?
Atau,merayap
ke diskotik?
Kemana perginya engkau kawan!?
Ketika Ibu Pertiwi ditunggang paksa!
Ditusuk-tusuki raganya oleh patok-patok asing
itu!
Setengah raganya telah hancur!
Nafasnya tersengal-sengal
Sama seperti aku,kawan..
Waktu
berjalan begitu cepat
Layaknya
kecepatan cahaya yang dahsyat,
Yang
menembus dinding-dinding kaca itu
Bak
cahaya mengitari orbit-orbit planet itu!
Hingga
aku lupa,semuanya berputar bagai roda
Menggelinding
mengitar hidup
Menjadi
kekasih takdir di hambar biru
Ribuan jam berlari menikam detik dengan jarum
Malam dan siang bersatu memadu waktu
Meninggalkan senja di ufuk timur
Aku menyesal,Tuhan..
Waktu yang kau beri ku sia-siakan
Ku habiskan ia dengan ku teguk senang
Aku tak kuat melawan waktu
Aku takut melawan Bapak dan Ibu
Tapi,tapi...
Aku tak
bisa tinggal diam!
Aku
harus memerangi ketidakadilan ini
Walau
hanya dengan dua tangan dan kaki lidi ini
Tapi,Pak,Bu..
Mengapa
gerangan kau sekap aku?
Mengapa
gerangan kau jahit mulutku?
Mengapa gerangan kau bela penjajah itu?!
Sumpah serapah sampah!!!
Tinta-tinta penulis kata-kata konstitusi itu!
Kau kira datangnya dari mana,Pak,Bu?
Dari darah-darah pahlawan kita!
Lantas mengapa kau bungkam mulutku?
Jangan begini,Pak,Bu,komohon jangan begini..
Perih,idiot!
Berdarah
aku,sakit aku..
Mati
sajalah aku!
Sakit,idiot!
Kumohon
berhenti,jangan begini..
Pak,Bu...
Beri aku kesempatan,
Untuk membuka mulut yang kau jahit ini
Membasahi sisa-sisa perih di sudut-sudut bibir
ini...
Juga hati ini..
Dengan airmata,panas..asam!
Biarkan saja perih
Biarkan saja sakit
Agar kau tersesal menyadari kenyataan ini,
Bahawa,Ibu Pertiwi hampir mati!
Sama seperti hatimu,telah mati!
Kau biarkan pahlawan negeri,
Yang telah rela ditusuk oleh belati,
Menangis kau khianati!!
Pak,Bu..
Sadarlah..
Dunia
pun telah berumur tua
Dunia
pun telah lanjut usia
Dunia
yang jadi saksi pertikaian dingin ini
Tak
tergerakkah hatimu untuk berjuang?!
Tak lelahkah jiwamu dirundung gundah?
Tak sadarkan bahagiamu itu palsu?
Kawan,
Kumohon,
Berdirilah di tanah ini
Dengan kaki-kaki kita sendiri
Kawan,kumohon,
Ikutlah denganku..